Bahan bacaan: Matius 6:1-4, Markus 12:41-44
MAKNA PERSEMBAHAN SECARA TEOLOGIS:
1. Tanda syukur dan tanda terima kasih.
Dengan memberi persembahan, kita mengaku bahwa kita sudah menerima (banyak) dari Tuhan. Sebagian kita kembalikan kepada Tuhan sebagai tanda syukur atau ucapan terimakasih. Sebab itu kita memberikannya dengan penuh sukacita dan ikhlas! Persembahan sebab itu adalah respons atau jawaban orang beriman terhadap kasih dan berkat Allah yang begitu besar kepadanya. Persembahan adalah respon dan bukan syarat supaya mendapatkan berkat Allah! Persembahan bukanlah stimulans untuk merangsang kebajikan Allah namun reaksi atas kebajikan Allah. Persembahan juga bukan upeti yang dituntut Allah, namun persembahan merupakan ucapan syukur manusia yang menerima berlimpah berkat.
2. Tanda kasih dan kemurahan hati.
Yesus Kristus sudah memberikan diriNya kepada kita, menderita dan berkorban bagi kita. Sebab itu kita juga harus mau memberi, berbagi dan berkorban bagi sesama kita. Sebagaimana Kristus rela memecah-mecah tubuh dan mencurahkan darahNya untuk umat yang dikasihiNya, kita juga mau memecah-mecah roti dan berkat kehidupan untuk sesama kita. Ketika memberi persembahan kita sekaligus mau mengingatkan diri kita dan membaharui komitmen/janji kita untuk selalu memberi, berbagi dan berkorban sebagaimana telah diteladankan oleh Kristus (I Yoh 3:16-18).
3. Tanda iman atau kepercayaan
Kita percaya bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan kita dan menjamin masa depan kita. Sebab itu kita tidak perlu kuatir atau kikir. Dengan memberi persembahan kita mau mengatakan kepada diri kita bahwa kita tidak takut kekurangan di masa depan sebab pemeliharaan Allah di masa depan. Sebab itu kita memberi persembahan tidak hanya di masa kelimpahan tetapi juga di masa kekurangan, tidak saja sewaktu kaya namun juga saat miskin. (Flp 4:17-19, II Kor 9:8).
NILAI PERSEMBAHAN:
1. Ditentukan motivasi
Tuhan Yesus sangat menekankan motivasi dalam memberi persembahan. Bagi Yesus bukan jumlah nominalnya namun motivasi yang menggerakkan seseorang memberi persembahan itulah yang terpenting dan menentukan nilai persembahan itu (Matius 6:1-4). Sebab itu Yesus menganjurkan memberi persembahan secara tersembunyi untuk menguji kesungguhan dan ketulusan hati orang yang memberi. Orang yang memberikan persembahan untuk mendapatkan pujian dari sesama manusia sudah mendapatkan upahnya (dari manusia) dan karena itu tidak mendapatkan upah lagi dari Allah Bapa yang di sorga.
2. Tergantung prosentase berkat
Nilai persembahan juga harus diukur dengan memperbandingkannya dengan berkat Tuhan yang sudah diterima orang tersebut. Dengan kata lain, berapa persenkah berkat Tuhan yang dikembalikan orang tersebut sebagai persembahan. Persembahan janda miskin dalam Markus 12:41-44 dianggap lebih besar daripada persembahan orang-orang kaya bukan karena nominalnya memang lebih besar, namun karena persentasenya lebih besar dibandingkan dengan berkat materi yang diterima masing-masing. Persembahan karena itu haruslah juga menjadi tanda keadilan, dimana orang yang mendapat berkat Tuhan berlimpah harus memikul beban persembahan lebih berat supaya ada keseimbangan dan keadilan (lihat II Kor 8:13-15).
KRITERIA BAHWA PERSEMBAHAN ITU BUKAN YANG TERBAIK:
1. Persembahan itu merupakan sisa-sisa/kelebihan. Jangan kita jadikan Yesus seperti pengemis.
2. Barangnya rusak (uang kumal, uang robek, barang rongsokan, dsb.)
3. Motivasi supaya dapat untung (supaya masuk sorga, dipuji, dapat lebih dari yang kita beri/prinsip pedagang.)
4. Memberi karena terpaksa (takut masuk neraka)
5. Memberi barang-barang/uang tetapi tidak memberikan tubuh (tidak aktif dalam hal pelayanan)
6. Memberikan diri, tetapi tidak memberikan barang/uang.
KRITERIA BAHWA PERSEMBAHAN ITU DISEBUT YANG BAIK, JIKA:
1. Didasarkan atas pengucapan syukur, bahwa Tuhan dan hanya Tuhanlah yang senantiasa menjadi sumber berkat dan kasih karunia. Bahwa segala sesuatu yang kita miliki bukanlah hasil usaha/kehebatan kita, tetapi terutama pemberian Tuhan.
2. Kerelaan: Jika tidak rela, janganlah memberi. Itu tidaklah membawa berkat.
3. Persembahan sebagai ungkapan cinta kasih: Persembahan atau pemberian tanpa cinta tidak ada guna. Pemberian kecil dari orang-orang yang paling kita cintai jauh lebih berkesan daripada pemberian besar dari orang lain yang tidak disertai cinta kasih.
4. Persembahan sebagai suatu pengakuan iman: Allah itu kaya, bahkan maha karya! Ia minta yang terbaik, bukan karena Ia kekurangan. Tetapi supaya kita ingat, bahwa Dialah pemilik segala sesuatu. Allah pemilik diri anda, pemilik harta anda. Mempersembahkan yang terbaik bagi Allah merupakan suatu pengakuan iman, bahkan hanya ada satu yang terbaik, satu-satunya yang berharga dalam hidup kita. Itu bukanlah uang, harta, pangkat, jabatan, pacar, egoisme kita, tetapi Allah yang terbaik dalam hidup kita.
Sumber: bahan katekisasi tanggal 21 September 2012