Saturday, September 22, 2012

Persembahan

Bahan bacaan: Matius 6:1-4, Markus 12:41-44


MAKNA PERSEMBAHAN SECARA TEOLOGIS:

1. Tanda syukur dan tanda terima kasih.
Dengan memberi persembahan, kita mengaku bahwa kita sudah menerima (banyak) dari Tuhan. Sebagian kita kembalikan kepada Tuhan sebagai tanda syukur atau ucapan terimakasih. Sebab itu kita memberikannya dengan penuh sukacita dan ikhlas! Persembahan sebab itu adalah respons atau jawaban orang beriman terhadap kasih dan berkat Allah yang begitu besar kepadanya. Persembahan adalah respon dan bukan syarat supaya mendapatkan berkat Allah! Persembahan bukanlah stimulans untuk merangsang kebajikan Allah namun reaksi atas kebajikan Allah. Persembahan juga bukan upeti yang dituntut Allah, namun persembahan merupakan ucapan syukur manusia yang menerima berlimpah berkat.

2. Tanda kasih dan kemurahan hati.
Yesus Kristus sudah memberikan diriNya kepada kita, menderita dan berkorban bagi kita. Sebab itu kita juga harus mau memberi, berbagi dan berkorban bagi sesama kita. Sebagaimana Kristus rela memecah-mecah tubuh dan mencurahkan darahNya untuk umat yang dikasihiNya, kita juga mau memecah-mecah roti dan berkat kehidupan untuk sesama kita. Ketika memberi persembahan kita sekaligus mau mengingatkan diri kita dan membaharui komitmen/janji kita untuk selalu memberi, berbagi dan berkorban sebagaimana telah diteladankan oleh Kristus (I Yoh 3:16-18).

3. Tanda iman atau kepercayaan
Kita percaya bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan kita dan menjamin masa depan kita. Sebab itu kita tidak perlu kuatir atau kikir. Dengan memberi persembahan kita mau mengatakan kepada diri kita bahwa kita tidak takut kekurangan di masa depan sebab pemeliharaan Allah di masa depan. Sebab itu kita memberi persembahan tidak hanya di masa kelimpahan tetapi juga di masa kekurangan, tidak saja sewaktu kaya namun juga saat miskin. (Flp 4:17-19, II Kor 9:8).


NILAI PERSEMBAHAN:

1. Ditentukan motivasi
Tuhan Yesus sangat menekankan motivasi dalam memberi persembahan. Bagi Yesus bukan jumlah nominalnya namun motivasi yang menggerakkan seseorang memberi persembahan itulah yang terpenting dan menentukan nilai persembahan itu (Matius 6:1-4). Sebab itu Yesus menganjurkan memberi persembahan secara tersembunyi untuk menguji kesungguhan dan ketulusan hati orang yang memberi. Orang yang memberikan persembahan untuk mendapatkan pujian dari sesama manusia sudah mendapatkan upahnya (dari manusia) dan karena itu tidak mendapatkan upah lagi dari Allah Bapa yang di sorga.

2. Tergantung prosentase berkat
Nilai persembahan juga harus diukur dengan memperbandingkannya dengan berkat Tuhan yang sudah diterima orang tersebut. Dengan kata lain, berapa persenkah berkat Tuhan yang dikembalikan orang tersebut sebagai persembahan. Persembahan janda miskin dalam Markus 12:41-44 dianggap lebih besar daripada persembahan orang-orang kaya bukan karena nominalnya memang lebih besar, namun karena persentasenya lebih besar dibandingkan dengan berkat materi yang diterima masing-masing. Persembahan karena itu haruslah juga menjadi tanda keadilan, dimana orang yang mendapat berkat Tuhan berlimpah harus memikul beban persembahan lebih berat supaya ada keseimbangan dan keadilan (lihat II Kor 8:13-15).


KRITERIA BAHWA PERSEMBAHAN ITU BUKAN YANG TERBAIK:


1. Persembahan itu merupakan sisa-sisa/kelebihan. Jangan kita jadikan Yesus seperti pengemis.

2. Barangnya rusak (uang kumal, uang robek, barang rongsokan, dsb.)

3. Motivasi supaya dapat untung (supaya masuk sorga, dipuji, dapat lebih dari yang kita beri/prinsip pedagang.)

4. Memberi karena terpaksa (takut masuk neraka)

5. Memberi barang-barang/uang tetapi tidak memberikan tubuh (tidak aktif dalam hal pelayanan)

6. Memberikan diri, tetapi tidak memberikan barang/uang.


KRITERIA BAHWA PERSEMBAHAN ITU DISEBUT YANG BAIK, JIKA:

1. Didasarkan atas pengucapan syukur, bahwa Tuhan dan hanya Tuhanlah yang senantiasa menjadi sumber berkat dan kasih karunia. Bahwa segala sesuatu yang kita miliki bukanlah hasil usaha/kehebatan kita, tetapi terutama pemberian Tuhan.

2. Kerelaan: Jika tidak rela, janganlah memberi. Itu tidaklah membawa berkat.

3. Persembahan sebagai ungkapan cinta kasih: Persembahan atau pemberian tanpa cinta tidak ada guna. Pemberian kecil dari orang-orang yang paling kita cintai jauh lebih berkesan daripada pemberian besar dari orang lain yang tidak disertai cinta kasih.

4. Persembahan sebagai suatu pengakuan iman: Allah itu kaya, bahkan maha karya! Ia minta yang terbaik, bukan karena Ia kekurangan. Tetapi supaya kita ingat, bahwa Dialah pemilik segala sesuatu. Allah pemilik diri anda, pemilik harta anda. Mempersembahkan yang terbaik bagi Allah merupakan suatu pengakuan iman, bahkan hanya ada satu yang terbaik, satu-satunya yang berharga dalam hidup kita. Itu bukanlah uang, harta, pangkat, jabatan, pacar, egoisme kita, tetapi Allah yang terbaik dalam hidup kita.







Sumber: bahan katekisasi tanggal 21 September 2012

Thursday, September 20, 2012

21 Rules Of Dating



1. Orang itu sulit berubah. Jika ada yang kamu NGGAK suka dari seseorang sekarang, hal itu akan jadi masalah nantinya. Jangan bertahan karena berharap dia akan berubah, walaupun tidak mustahil. Lebih baik pikirkan, apa sikapnya masih bisa ditoleransi sama kamu dalam jangka waktu yang lama?

2. Bahkan jika kamu nggak pasti akan apa yang kamu mau, kamu harus tau pasti apa yang kamu NGGAK mau.

3. HINDARI terlibat dalam hubungan dengan orang yang pernah berbuat curang/selingkuh sama kamu. Kesempatan untuk kembali selingkuh sangatlah besar saat mereka merasa bosan dengan kamu atau dengan hubungan kalian.

4. Selalu ada alasan mengapa mereka putus dengan mantan mereka. Cobalah untuk tidak cemburu.

5. Jangan selalu berpikir dan takut akan kehilangan pasangan kamu, dengan mikir “Gimana kalo gue ngelakuin ini dan dia nggak suka gue lagi?” atau “Apa yang dia pikirin tentang gue kalo dia tau” … “Gimana kalo dia bangun di suatu pagi dan mutusin kalo dia nggak suka gue lagi?” “Gimana kalo dia jatuh cinta sama adik kelasnya?” PD aja! Percayalah kalo mereka dideketin sama orang yang bener-bener memikat hatinya, mereka nggak akan tertarik dan menjauh.

6. Siapapun mampu melakukan apapun. Mereka masih manusia biasa yang mampu ngelakuin kesalahan. So, hindari percaya 100%, kamu harus tetap cerik. Percaya harus, tapi bukan percaya buta. Apalagi, kita belom married sama dia. Buka mata dan kuping lebar-lebar!

7. Jika ada sesuatu yang kamu NGGAK suka dari hubungan kalian, bicarakan dan jika nggak ada solusi penyelesaiannya, mungkin kalian harus mempertimbangkan kelanjutan hubungan kalian. Buat apa punya hubungan yang nggak ada tujuannya?

8. Ketika kamu ngerasa nggak enjoy lagi dengan kehadiran seseorang dan ketika relasi itu kelihatan datar, pikirkan ulang! Buatlah sesuatu untuk ‘menghidupkan’ hubungan kembali, atau mungkin saatnya sudah tiba untuk membicarakan kelanjutan hubungan kalian.

9. Kalo udah nggak ada rasa saling percaya, hubungan akan memburuk. Cerdik itu penting biar nggak dibohongin, (liat no. 6) tapi jangan sampe nggak percaya sama pacar sendiri. Rasa percaya itu dasar dari sebuah hubungan loh.

10. Ketika mulai ada kebohongan, relasi bisa bubar.

11. Jika kamu ngalamin hal buruk lebih banyak ketimbang hal baik dengan pasangan kamu, pikirkan ulang! Waktumu terlalu sayang untuk dihabiskan dengan bertengkar. Sebuah hubungan yang baik adalah hubungan yang saling membangun satu sama lain.

12. Pastikan kamu bisa menghadapi temperamen pasanganmu ketika dia marah atau ketika kalian bertengkar. (Hadapi itu, karena itu pasti akan terjadi dalam sebuah hubungan).

13. Nggak ada yang namanya putus nyambung putus nyambung. Kalo dari pertama udah nggak nyambung, NGGAK akan pernah nyambung.

14. Jangan pernah terlalu terikat sama pasangan. Jangan jadi orang yang seakan-akan nggak bisa hidup lagi karena putus sama pasangannya. Hey, you are stronger than that!

15. Suatu hubungan yang baik adalah ketika kamu bisa jadi diri kamu di depannya. Sebuah hubungan yang baik adalah ketika kedua belah pihak bisa saling menerima apa adanya. Cape kan kalo berusaha jadi orang lain terus?

16. Cobalah untuk nggak membiarkan masalah begitu aja. Karena kalau tidak diselesaikan, masalah itu bakalan balik lagi. Coba lihat dari sudut pandang yang lain, kamu nggak selalu benar. Seringkali, baik kamu atau dia punya alasan bagus untuk marah, tapi seringnya kamu berdua  sama-sama keras kepala buat ngeliat dari sudut pandang yang lain.

17. JANGAN PERNAH putus hubungan sama temen-temen kamu walau kamu sedang dalam masa pacaran yang udah serius. Jangan pernah lupakan teman demi pacar, karena kamu nggak akan pernah tau kapan kamu butuh mereka.

18. Miliki pola pikir kalo dia nggak lagi sama kamu, kamu bakal baik-baik aja. Kamu sedih pastinya, tapi kamu pasti bisa lewatin itu dan bakal baik-baik aja.

19. Cobalah untuk nggak ada istilah “Lebih baik kita ‘break’ dulu”, kalopun itu perlu, perjelas apa yamg kamu maksud dengan “break”. Jangan ngambang atau menggantung hubungan.

20. Putus bukan akhir dari segalanya. (Terlepas dari apa yang kamu pikir dan rasa waktu itu.)

21. Setelah putus, kamu harus bikin diri kamu lebih baik. Memperbaiki diri bukan supaya sang mantan merasa menyesal telah melepaskan kamu, tapi untuk kepentingan dirimu sendiri. Supaya kamu bisa jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya :)




Sumber: Shining Star April 2009